Pada era sekarang, Penggunaan personal vaporizer atau rokok elektrik di indonesia terutama di kota-kota besar telah menjadi gaya hidup tersendiri. Dapat kita lihat di cafe-cafe, warung, serta ditempat umum lainnya banyak sekali masyarakat yang menggunakan personal vaporizer. Dalam penggunaan rokok elektrik ini, pengguna menggunakan liquid atau cairan khusus untuk dipanaskan dalam rokok elektrik tersebut, sehingga menghasilkan uap hasil pemanasan terebut. Namun, karena memang produk ini baru booming akhir-akhir ini di indonesia, maka regulasi dari pemerintah pun dirasa masih kurang terhadap vaporizer ini. Oleh karena ini, perlu kiranya untuk melakukan cek dan ricek mengenai kehalalan serta dampak vaporizer bagi kesehata agar kita dapat mengetahui apakah produk tersebut maih dalam koridor produk yang “halalan thoyyiban” yang artinya tidak hanya halal secara syariat, namun juga baik untuk kesehatan.
Sebelum
membahas lebih jauh, tentu kita harus mengenali personal vaporizer secara
mendetail terlebih dahulu. adapn komponen utama ari personal vaporizer adalah
berikut :
- box mod
gambar 1.1 box mod
box mod berfungsi sebagai tempat menyimpan baterai dan chip yang digunakan
untuk menyalurkan arus listrik dari baterai ke coil (pemanas cairan).
- atomizer
gambar 1.2 atomizer
atomizer berfungsi sebagai pemanas cairan rokok
elektrik yang terdiri dari body atomizer, coil, serta kapas sebagai sumbu
- liquid
liquid atau cairan pada rokok elektrik merupakan cairan yang nantinya akan
dipanaskan sehingga menghasilkan uap. adapun liquid ini memiliki berbagai macam
rasa seperti buah-buahan maupun kue.
APAKAH VAPORIZER BERBAHAYA BAGI KESEHATAN?
aspek kesehatan pada vaporizer ini memang cukup menuai pro-kontra. ada yang
menyebutkan bahwa rokok elektrik ini sama bahayanya terhadap kesehatan seperti
rokok tembakau. namun ada juga yang meyakini bahwa resiko kesehatan akibat
rokok elektrik ini jauh lebih aman dibandingkan rokok tembakau. namu kita tidak
bisa hanya sekedar berasumsi dalam hal ini, tentu diperlukan hasil-hasil
penelitian mengenai rokok elektrik ini terhadap kesehatan. berikut beberapa
penelitian yang telah dilakukan mengani vaporizer beserta bahayanya bagi
kesehatan :
2013 Tobacco Control Study – Mengganti rokok analog (sebutan untuk rokok
tobako) dengan rokok elektrik atau vaporizer/ vape secara substansial dapat
mengurangi efek negtif beberapa jenis rokok tembakau (
http://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2013/03/05/tobaccocontrol-2012-050859.short
)
2013 Drexel University Study – Bahan Kimia yang ditemukan di rokok elektrik
tidak mengganggu kesehatan (
http://publichealth.drexel.edu/SiteData/docs/ms08/f90349264250e603/ms08.pdf )
.
2013 ClearStreami-Life Study – Penelitian ini menemukan bahwa rokok
elektrik/vape memiliki bahan berbahaya lebih sedikit dari yang ditemukan di
rokok analog.
( http://informahealthcare.com/doi/abs/10.3109/08958378.2013.793439 )
2012 Indoor Air Study – Membandingkan vape/rokok elektrik dengan tembakau,
dan menyimpulkan bahwa vaporizer mengandung lebih sedikit volatile organic
compounds (VOCs) daripada rokok tembakau.
( http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1600-0668.2012.00792.x/full
)
2010 Journal of Public Health Study – Penelitian ini mengemukakan bahwa
level carnicogen yang ditemukan di vaporizer lebih sedikit dari rokok tembakau.
( http://www.palgrave-journals.com/jphp/journal/v32/n1/pdf/jphp201041a.pdf
)
Penelitian mengenai bahaya perokok pasif rokok elektrik / vape:
2014 Drexel University Study– menemukan bahwa tidak ditemukannya bahaya
langsung pada perokok pasif rokok elektrik, bahkan dalam kasus yang terburuk
sekalipun. ( http://www.biomedcentral.com/1471-2458/14/18/abstract )
2013 Oxford Universty Press Study – Menggunakan vape di dalam ruangan
memang bisa meninggalkan jejak nikotin di perokok pasif e-cig, akan tetapi,
tidak meninggalkan racun pembakaran yang terdapat pada vape.
( http://ntr.oxfordjournals.org/content/early/2013/12/10/ntr.ntt203.abstract
)
2012 CleanStream-Air Study – Mengevaluasi effect dari perokok pasif vape,
dan menemukan bahwa tidak adanya substansi racun atau carcinogen yang
terdeteksi.
( http://clearstream.flavourart.it/site/wp-content/uploads/2012/09/CSA_ItaEng.pdf
)
2012 Inhalation Toxicology Study – memtutuskan bahwa tidak ditemukannya
resiko kesehatan yang terlihat jelas dari pembakaran rokok elektrik.
( http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23033998 )
Keefektifan rokok elektrik sebagai pengganti rokok:
2014 Addiction Journal Study – dari beberapa perokok yang berusaha untuk
berhenti, mereka yang menggunakan rokok elektrik merasa lebih dapat menahan
keinginan mereka daripada yang tidak menggunakan vape. (
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/add.12623/abstract )
2012 Society for Research on Nicotine and Tobacco – beberapa rokok elektrik
menyalurkan level nikotin yang sama dan mengurangi combustion toxicants setelah
berganti dari rokok tembakau.
( http://www.srnt.org/conferences/2012/pdf/2012_Abstracts_H.pdf )
2011 BioMed Central Public Health Study – menyimpulkan bahwa para perokok
secara bertahap mengurangi konsumsi rokok tembakau mereka (tanpa efek samping
yang signifikan ) dengan rokok
elektrik.( http://www.biomedcentral.com/1471-2458/11/786 )
Penelitian kesehatan mengenai rokok elektrik / vape lainnya:
2014 BMC Cardiovascular Disorders Study – Menemukan bahwa rokok elektrik
tidak memiliki efek negatif langsung pada system kardiovaskular dan fungsi
jantung.
2014 IJERP Health Survey – Survey dengan menggunakan lebih dari 19.000
vaper ini menemukan bahwa hampir dari 75% responden melaporkan bahwa mereka
merasa lebih sehat setelah beralih ke rokok elektrik dari rokok tembakau.
Contohnya peningkatan pada stamina, pernapasan, indra perasa, indra pencium dan
lain lain.
2013 Inhalation Toxicology Study – Paru paru memang lemah terhadap rokok
traditional akan tetapi vape tidak memiliki impact dan tidak menyalurkan
tingkat nikotin yang sama dengan rokok tembakau.
2009 Universty of Alberta Study – 95% dari responden dalam survey secara
online melaporkan bahwa kesehatan mereka, kemampuan berolahraga, dan indra
perasa menjadi lebih baik sejak penggunaan personal vaporizer.
penelitian lain mengenai rokok elektrik
2013 CDC Report on Teen E-Cig Use – pada tahun 2012 menunjukan bahwa
pengguna rokok elektrik usia remaja meningkat dua kali lipat dihitung sejak
tahun 2011. Penting untuk diketahui bahwa 75% dari remaja yang menjadi
responden merupakan perokok aktif.
2013 CDC Report on Adult E-Cigarette Use – sama seperti pengguna rokok
remaja, pengguna rokok elektrik meningkat dua kali lipat dari tahun 2010 ke
2013
Dari penjelasan diatas pada intinya rokok elektrik akan berbahaya bila mana
memakainya secara berlebihan. Namun setidaknya rokok ini tidak terlampau berbahaya
dibanding rokok tembakau yang mungkin sekarang anda gunakan. Beberapa lagi
kelebihan yang bisa anda dapatkan bila menggunakan rokok elektrik ini
dibandingkan anda menggunakan rokok tembakau, diantaranya ;
Tidak ada api (anda tidak akan lagi menemui luka bakar akibat bara api yang
dihasilkan rokok biasa)
Tidak ada abu
Tidak ada bau
Simple dan Modern
Ramah lingkungan
Asap tidak mengganggu daerah sekitar
Rendah nikotin (cocok untuk anda yang ingin mengurangi atau berhenti
merokok)
Rokok elektrik sama sekali tidak mengandung TAR
Dapat memilih dengan berbagai macam rasa yang berbeda seperti ( Kopi, mild,
buah, seperti rokok filter pada umumnya)
Tidak perlu menggunakan korek api
Dapat digunakan didalam ruangan berAC
Tidak membuat gigi menjadi kuning
Praktis dapat digunakan dan dibawa kemana saja berada
Baterai dapat di isi ulang
Baterai dapat dipakai hingga 1-3 hari
APAKAH VAPORIZER HALAL SECARA SYARI'AT?
Pada aspek ini, tentu yang menjadi objek utama yang harus ditelisik adalah
liquid dari vaporizer tersebut karena bagian itulah yang dikonsumsi oleh para
pengguna rokok elektrik. sebelum kita menelisik terkait kehalalan liquid rokok
elektrik ini tentu kita harus mengetahui apa saja bahan baku dari personal
vaporizer ini?
- Vegetable
Glycerin (VG)
Vegetable Glycerin (disebut
juga gliserin) adalah senyawa polyol sederhana. Cairan ini
tidak berwarna, tidak berbau, lebih kental daripada Propylene Glycol
(PG), memiliki sifat agak manis dan tidak beracun. Vegetable Glycerin
banyak digunakan dalam industri makanan sebagai pemanis dan humektan dalam
formulasi farmasi.
Pengaplikasian Vegetable
Glycerin
1. Industri Makanan. Dalam makanan dan minuman, Glycerin berfungsi sebagai humektan, pelarut, dan pemanis, dan dapat membantu mengawetkan makanan. Vegetable Glycerin juga digunakan sebagai komposisi pada makanan rendah lemak komersial siap saji, dan sebagai pengental minuman. Sebagai pengganti gula, Vegetable Glycerin memiliki sekitar 27 kilo kalori per sendok teh (gula memiliki 20) dan 60% semanis sukrosa. Komposisi tersebut tidak menyebabkan timbulnya bakteri yang membentuk plak dan menyebabkan gigi berlubang.
2. Farmasi. Vegetable Glycerin digunakan dalam perawatan medis dan farmasi. Vegetable Glycerin dapat ditemukan pada immunoterapi alergen, obat batuk, elixirs dan ekspektoran, pasta gigi, obat kumur, produk perawatan kulit, krim cukur, produk perawatan rambut dan juga sabun. Vegetable Glycerin juga dapat ditemukan pada sabun gliserin. Jenis sabun ini banyak digunakan oleh orang-orang yang memiliki kulit sensitif, Vegetable Glycerin berfungsi untuk mencegah kekeringan kulit dengan sifat pelembab nya. Dalam dunia vaping, Vegetable Glycerin akan memberikan vapor (uap) yang lebih banyak.
1. Industri Makanan. Dalam makanan dan minuman, Glycerin berfungsi sebagai humektan, pelarut, dan pemanis, dan dapat membantu mengawetkan makanan. Vegetable Glycerin juga digunakan sebagai komposisi pada makanan rendah lemak komersial siap saji, dan sebagai pengental minuman. Sebagai pengganti gula, Vegetable Glycerin memiliki sekitar 27 kilo kalori per sendok teh (gula memiliki 20) dan 60% semanis sukrosa. Komposisi tersebut tidak menyebabkan timbulnya bakteri yang membentuk plak dan menyebabkan gigi berlubang.
2. Farmasi. Vegetable Glycerin digunakan dalam perawatan medis dan farmasi. Vegetable Glycerin dapat ditemukan pada immunoterapi alergen, obat batuk, elixirs dan ekspektoran, pasta gigi, obat kumur, produk perawatan kulit, krim cukur, produk perawatan rambut dan juga sabun. Vegetable Glycerin juga dapat ditemukan pada sabun gliserin. Jenis sabun ini banyak digunakan oleh orang-orang yang memiliki kulit sensitif, Vegetable Glycerin berfungsi untuk mencegah kekeringan kulit dengan sifat pelembab nya. Dalam dunia vaping, Vegetable Glycerin akan memberikan vapor (uap) yang lebih banyak.
- Propylene
Glycol (PG)
Propylene Glycol
adalah senyawa organik dengan rumus kimia C3H8O2. Ini adalah cairan yang lebih kental daripada
air, tidak berwarna, tidak berbau, dan memiliki sifat agak manis. PG
juga telah di setujui penggunaannya dalam beberapa hal oleh FDA (Food and
Drug Administration) sebuah organisasi yang ketat dalam pemberian ijin di
Amerika Serikat. Bahan ini digunakan di mesin pembuat asap, kosmetik, pharmasi,
dan juga bahan tambahan di ribuan produk yang kita gunakan tiap hari. Di dunia
rokok elektrik
Propylene Glycol digunakan sebagai
humektan dan pelarut yang terdapat pada makanan dan produk
tembakau. Propylene glycol juga digunakan dalam berbagai produk yang dapat
dimakan seperti minuman berbasis kopi, pemanis cair, es krim, produk susu kocok
dan soda. Propylene Glycol digunakan sebagai pelarut dalam banyak obat-obatan,
termasuk formulasi oral, injeksi dan topikal, seperti untuk diazepam dan
lorazepam yang tidak larut dalam air.
PG memiliki sifat lebih encer daripada
VG, cairan ini sifatnya lebih mudah menyerap pada kapas di coil. PG dapat
menyebabkan mulut dan tenggorokan kering jika digunakan secara terus menerus,
oleh karenanya banyak minum air putih sudah menjadi keharusan jika kita vaping.
Pada kemasan liquid biasanya tertera
komposisi PG/VG. Lebih sedikit PG, berarti lebih banyak vapor (uap) yang
dihasilkan. Lebih banyak PG, maka lebih banyak flavor (rasa) yang bisa kita
rasakan.
PG juga mendorong nikotin untuk
memberikan sensasi throat-hit, mirip dengan merokok tembakau.
Reaksi Alergi
Pada Propylene Glycol
Individu yang tidak
bisa mentolerir Propylene Glycol akan mengalami kulit kering di daerah
wajah, atau titik-titik merah kecil pada tubuh. Peneliti percaya bahwa kejadian
dermatitis kontak alergi Propylene Glycol mungkin lebih besar dari 2% pada pasien
dengan eksim atau infeksi jamur, yang sangat umum di negara-negara dengan paparan sinar matahari rendah.
- Perisa
(Flavours) (Essense)
Salah satu hal yang membuat rokok elektrik menarik adalah banyaknya rasa
yang dibuat, meskipun bahan perisa yang digunakan berbeda dari setiap merek,
tapi dasarnya perisa yang digunakan adalah perisa berstatus food grade yang
aman dikonsumsi, seperti vanila, minyak mawar, ekstrak buah, dan masih banyak
lagi. dalam hal ini, sudah banyak merk perisa yang telah memiliki sertifikat halal
dari LPPOM MUI. seperti dibawah ini
memang dalam pembuatan perisa ini, hampir semuanya menggunakan alkohol
sebagai bahan pelarut dari perisa. namun jangan salah faham terlebih dahulu
terhadap penggunaan alkohol ini, berikut penjelasan dari rumaysho mengenai
penggunaan alkohol
Alkohol[1] sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alkohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol (minuman beralkohol).
Hal ini disebabkan karena memang etanol merupakan komponen utama dari bagian
alkohol (bukan methanol atau grup alkohol lainnya) yang terdapat dalam minuman
tersebut.[2] Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi.
Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Namun, sebenarnya alkohol dalam ilmu
kimia memiliki pengertian yang lebih luas.
Dalam kimia, alkohol adalah istilah yang lebih umum untuk senyawa organik
apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang
ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. Dilihat dari
gugus fungsinya ini, alkohol memiliki banyak golongan. Golongan yang paling
sederhana adalah metanol dan etanol. Sampai yang rumit seperti
cyclohexanol (digunakan di industry nilon) yang membentuk cincin, juga sorbitol
(pemanis yang sering kita jumpai di minuman manis berkemasan) yang berupa
makromolekul.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau
alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap (volatile), mudah
terbakar (flammable), tak berwarna (colorless), memiliki wangi yang khas dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH
dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter.
Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan “Et” merupakan singkatan dari
gugus etil (C2H5).[3]
Dari penjelasan di atas, ringkasnya alkohol digunakan untuk tiga istilah:
Pertama: Alkohol untuk senyawa kimia yang memiliki gugus fungsional –OH,
dan senyawanya biasa diakhiri kata alkohol atau –nol.
Contohnya, kandungan alkohol dalam madu lebah adalah: benzyl alkohol,
beta-methallyl alkohol, ethanol, isobutanol, 2-butanol, 2-methyl-1-butanol,
3-methyl-1-butanol, 3-methyl-1-butanol, 3-pentanol, n-butanol, n-pentanol,
n-propanol, phenylethyl alkohol.
Kedua: Alkohol biasa digunakan untuk menyebut etanol. Semacam yang biasa
kita temui dalam parfum, mouth wash, deodorant, kosmetik, dsb.
Ketiga: Alkohol untuk minuman keras. Minuman ini biasa disebut minuman
beralkohol (alkohol beverage) atau alkohol saja, dan sifatnya memabukkan. Di
dalam minuman ini terdapat unsur etanol, namun bukan keseluruhannya.
Untuk istilah yang ketiga sudah jelas keharamannya karena ia termasuk
khomr. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Setiap yang memabukkan adalah
khomr. Setiap yang memabukkan pastilah haram.”
Lalu bagaimana dengan alkohol pada istilah pertama dan kedua. Apakah
dihukumi sama?
Inilah sebenarnya letak kesalahpahaman kebanyakan orang saat ini. Mereka
tidak bisa membedakan tiga alkohol ini sehingga asal pukul rata. Pokoknya
setiap makanan dan minuman yang ada alkohol atau etanol dihukumi haram.
Sebelum membahas lebih mendalam tentang alkohol point pertama dan kedua,
terlebih dahulu kita lihat ulasan alkohol (etanol) secara umum.[4]
Proses Pembuatan Alkohol (Etanol)
Alkohol (etanol) dapat diproduksi melalui dua cara:
Cara petrokimia (proses dari bahan bakar fosil) melalui hidrasi etilena.
Etanol hasil hidrasi ini biasa digunakan sebagai feedstock (bahan sintesis)
untuk menghasilkan bahan kimia lainnya atau sebagai solvent (pelarut).
Cara biologis melalui fermentasi gula dengan ragi (yeast).
Etanol untuk dikonsumsi manusia (seperti minuman beralkohol[5]) dan
kegunaan bahan bakar diproduksi dengan cara fermentasi. [6]
Minuman beralkohol dibuat dengan cara fermentasi dari bahan baku yang
mengandung gula cukup tinggi. Bahan baku yang umum dipakai adalah biji-bijian
(seperti jagung, beras, gandum dan barley), umbi-umbian (seperti kentang dan
ubi kayu), buah-buahan (seperti anggur, apel, pear, cherry), tanaman palem
(seperti aren, kelapa, siwalan, nipah), gula tebu dan gula bit, serta tetes
gula. Khusus bahan baku biji-bijian, sebelum proses fermentasi berlangsung,
bahan-bahan tersebut diproses terlebih dahulu dengan cara merendamnya sampai
menjadi kecambah, kemudian direbus dan diproses menjadi bubur dan dimasak
kembali.
Ragi yang umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae. Ragi ini
mengeluarkan enzim yang digunakan untuk memecah gula seperti glucose maupun
fructose menjadi etanol dan karbon dioksida
Proses utamanya adalah :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
Namun fermentasi tidaklah sesederhana ini, disamping menghasilkan kedua zat
tersebut proses ini juga menghasilkan gliserin dan teramat banyak asam organic
lainnya.
Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk yang
akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna) yang
berlangsung sekitar 1 – 2 minggu dapat menghasilkan produk dengan kandungan
etanol 3 – 8 %. Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses pemeraman yang
lebih panjang (fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan
tahunan seperti dalam pembuatan wine dapat menghasilkan produk dengan kandungan
etanol sekitar 7-18 %.
Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman beralkohol
biasanya berkisar sekitar 18% karena pada umumnya ragi tidak dapat hidup pada
lingkungan dengan kandungan etanol di atas 18%. Jadi untuk menghasilkan minuman
beralkohol dengan kandungan etanol yang lebih tinggi, dilakukan proses
distilasi (penyulingan) terhadap produk yang dihasilkan melalui proses
fermentasi. Kelompok produk yang dihasilkan dinamakan distilled beverages. Cara
produksi yang lain untuk menghasilkan minuman berkadar etanol tinggi adalah
dengan cara mencampur produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi.
Contohnya adalah produk port wine dan sherry yang termasuk kelompok fortified
wine. Pada produk tertentu, untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan, dapat
dilakukan penambahan bahan-bahan tertentu seperti herba, buah-buahan, ataupun
bahan flavoring.[7]
Kegunaan Alkohol (Etanol)
Sebagai pelarut (solvent), misalnya pada parfum, perasa, pewarna makanan,
dan obat-obatan.
Sebagai bahan sintesis (feedstock) untuk menghasilkan bahan kimia lain,
contohnya sebagai feedstock dalam pembuatan asam asetat (sebagaimana yang
terdapat dalam cuka).
Sebagai bahan bakar alternatif. Bahan bakar etanol telah banyak
dikembangkan di negara Brasil sejak mereka mengalami krisis energi. Brasil
adalah negara yang memiliki industri etanol terbesar untuk memproduksi bahan
bakar. Sembilan puluh persen mobil baru di sana, menggunakan bahan bakar
hydrous ethanol (terdiri dari 95% etanol dan 5% air).
Untuk minuman beralkohol (alkohol beverage).
Sebagai penangkal racun (antidote).
Sebagai antiseptic (penangkal infeksi).
- Nikotin
Banyak banget, media akhir-akhir ini terus menyusupkan kata-kata nikotin ke
vaporizer. Padahal yang gue bilang di atas, sifatnya optional. Lu bisa beli
liquid yang ada nikotinnya, Tapi kitaj juga bisa membeli yang kadar nikotinnya
tidak ada sama sekali 0mg (Nol miligram Nikotin)
berdasarkan data diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penggunaan
personal vaporizer ternyata memang halal dan tidak menimbulkan bahaya yang
cukup serius bagi kesehatan. adapun kita tentu harus bijak dalam menggunakan
vaporizer seperti mengetahui dasar-dasar kelistrikan dalam penggunaan vaporizer
ini, karena tanpa pengetahuan yang cukup tentu penggunaan vaporizer ini dapat
membahayakan diri dan orang lain. begitu pula penggunaannya pun tidak boleh
berlebihan, karena segala yang berlebihan itu memang tidak baik.