Minggu, 08 Januari 2017

Menilik kehalalan dan keamanan personal vaporizer



      
Pada era sekarang, Penggunaan personal vaporizer atau rokok elektrik di indonesia terutama di kota-kota besar telah menjadi gaya hidup tersendiri. Dapat kita lihat di cafe-cafe, warung, serta ditempat umum lainnya banyak sekali masyarakat yang menggunakan personal vaporizer. Dalam penggunaan rokok elektrik ini, pengguna menggunakan liquid atau cairan khusus untuk dipanaskan dalam rokok elektrik tersebut, sehingga menghasilkan uap hasil pemanasan terebut. Namun, karena memang produk ini baru booming akhir-akhir ini di indonesia, maka regulasi dari pemerintah pun dirasa masih kurang terhadap vaporizer ini. Oleh karena ini, perlu kiranya untuk melakukan cek dan ricek mengenai kehalalan serta dampak vaporizer bagi kesehata agar kita dapat mengetahui apakah produk tersebut maih dalam koridor produk yang “halalan thoyyiban” yang artinya tidak hanya halal secara syariat, namun juga baik untuk kesehatan.
            Sebelum membahas lebih jauh, tentu kita harus mengenali personal vaporizer secara mendetail terlebih dahulu. adapn komponen utama ari personal vaporizer adalah berikut :
  • box mod

gambar 1.1 box mod

box mod berfungsi sebagai tempat menyimpan baterai dan chip yang digunakan untuk menyalurkan arus listrik dari baterai ke coil (pemanas cairan).

  • atomizer

gambar 1.2 atomizer

atomizer berfungsi sebagai pemanas cairan rokok elektrik yang terdiri dari body atomizer, coil, serta kapas sebagai sumbu
  • liquid

liquid atau cairan pada rokok elektrik merupakan cairan yang nantinya akan dipanaskan sehingga menghasilkan uap. adapun liquid ini memiliki berbagai macam rasa seperti buah-buahan maupun kue.


APAKAH VAPORIZER BERBAHAYA BAGI KESEHATAN?

aspek kesehatan pada vaporizer ini memang cukup menuai pro-kontra. ada yang menyebutkan bahwa rokok elektrik ini sama bahayanya terhadap kesehatan seperti rokok tembakau. namun ada juga yang meyakini bahwa resiko kesehatan akibat rokok elektrik ini jauh lebih aman dibandingkan rokok tembakau. namu kita tidak bisa hanya sekedar berasumsi dalam hal ini, tentu diperlukan hasil-hasil penelitian mengenai rokok elektrik ini terhadap kesehatan. berikut beberapa penelitian yang telah dilakukan mengani vaporizer beserta bahayanya bagi kesehatan :

2013 Tobacco Control Study – Mengganti rokok analog (sebutan untuk rokok tobako) dengan rokok elektrik atau vaporizer/ vape secara substansial dapat mengurangi efek negtif beberapa jenis rokok tembakau ( http://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2013/03/05/tobaccocontrol-2012-050859.short )

2013 Drexel University Study – Bahan Kimia yang ditemukan di rokok elektrik tidak mengganggu kesehatan ( http://publichealth.drexel.edu/SiteData/docs/ms08/f90349264250e603/ms08.pdf )
.
2013 ClearStreami-Life Study – Penelitian ini menemukan bahwa rokok elektrik/vape memiliki bahan berbahaya lebih sedikit dari yang ditemukan di rokok analog. ( http://informahealthcare.com/doi/abs/10.3109/08958378.2013.793439 )

2012 Indoor Air Study – Membandingkan vape/rokok elektrik dengan tembakau, dan menyimpulkan bahwa vaporizer mengandung lebih sedikit volatile organic compounds (VOCs) daripada rokok tembakau. ( http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1600-0668.2012.00792.x/full )

2010 Journal of Public Health Study – Penelitian ini mengemukakan bahwa level carnicogen yang ditemukan di vaporizer lebih sedikit dari rokok tembakau. ( http://www.palgrave-journals.com/jphp/journal/v32/n1/pdf/jphp201041a.pdf )


Penelitian mengenai bahaya perokok pasif rokok elektrik / vape:

2014 Drexel University Study– menemukan bahwa tidak ditemukannya bahaya langsung pada perokok pasif rokok elektrik, bahkan dalam kasus yang terburuk sekalipun. ( http://www.biomedcentral.com/1471-2458/14/18/abstract )

2013 Oxford Universty Press Study – Menggunakan vape di dalam ruangan memang bisa meninggalkan jejak nikotin di perokok pasif e-cig, akan tetapi, tidak meninggalkan racun pembakaran yang terdapat pada vape. ( http://ntr.oxfordjournals.org/content/early/2013/12/10/ntr.ntt203.abstract )

2012 CleanStream-Air Study – Mengevaluasi effect dari perokok pasif vape, dan menemukan bahwa tidak adanya substansi racun atau carcinogen yang terdeteksi. ( http://clearstream.flavourart.it/site/wp-content/uploads/2012/09/CSA_ItaEng.pdf )

2012 Inhalation Toxicology Study – memtutuskan bahwa tidak ditemukannya resiko kesehatan yang terlihat jelas dari pembakaran rokok elektrik. ( http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23033998 )

Keefektifan rokok elektrik sebagai pengganti rokok:

2014 Addiction Journal Study – dari beberapa perokok yang berusaha untuk berhenti, mereka yang menggunakan rokok elektrik merasa lebih dapat menahan keinginan mereka daripada yang tidak menggunakan vape. ( http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/add.12623/abstract )


2012 Society for Research on Nicotine and Tobacco – beberapa rokok elektrik menyalurkan level nikotin yang sama dan mengurangi combustion toxicants setelah berganti dari rokok tembakau. ( http://www.srnt.org/conferences/2012/pdf/2012_Abstracts_H.pdf )


2011 BioMed Central Public Health Study – menyimpulkan bahwa para perokok secara bertahap mengurangi konsumsi rokok tembakau mereka (tanpa efek samping yang signifikan ) dengan rokok elektrik.( http://www.biomedcentral.com/1471-2458/11/786 )


Penelitian kesehatan mengenai rokok elektrik / vape lainnya:

2014 BMC Cardiovascular Disorders Study – Menemukan bahwa rokok elektrik tidak memiliki efek negatif langsung pada system kardiovaskular dan fungsi jantung.

2014 IJERP Health Survey – Survey dengan menggunakan lebih dari 19.000 vaper ini menemukan bahwa hampir dari 75% responden melaporkan bahwa mereka merasa lebih sehat setelah beralih ke rokok elektrik dari rokok tembakau. Contohnya peningkatan pada stamina, pernapasan, indra perasa, indra pencium dan lain lain.

2013 Inhalation Toxicology Study – Paru paru memang lemah terhadap rokok traditional akan tetapi vape tidak memiliki impact dan tidak menyalurkan tingkat nikotin yang sama dengan rokok tembakau.


2009 Universty of Alberta Study – 95% dari responden dalam survey secara online melaporkan bahwa kesehatan mereka, kemampuan berolahraga, dan indra perasa menjadi lebih baik sejak penggunaan personal vaporizer.


penelitian lain mengenai rokok elektrik

2013 CDC Report on Teen E-Cig Use – pada tahun 2012 menunjukan bahwa pengguna rokok elektrik usia remaja meningkat dua kali lipat dihitung sejak tahun 2011. Penting untuk diketahui bahwa 75% dari remaja yang menjadi responden merupakan perokok aktif.
2013 CDC Report on Adult E-Cigarette Use – sama seperti pengguna rokok remaja, pengguna rokok elektrik meningkat dua kali lipat dari tahun 2010 ke 2013

Dari penjelasan diatas pada intinya rokok elektrik akan berbahaya bila mana memakainya secara berlebihan. Namun setidaknya rokok ini tidak terlampau berbahaya dibanding rokok tembakau yang mungkin sekarang anda gunakan. Beberapa lagi kelebihan yang bisa anda dapatkan bila menggunakan rokok elektrik ini dibandingkan anda menggunakan rokok tembakau, diantaranya ;
Tidak ada api (anda tidak akan lagi menemui luka bakar akibat bara api yang dihasilkan rokok biasa)
Tidak ada abu
Tidak ada bau
Simple dan Modern
Ramah lingkungan 
Asap tidak mengganggu daerah sekitar
Rendah nikotin (cocok untuk anda yang ingin mengurangi atau berhenti merokok)
Rokok elektrik sama sekali tidak mengandung TAR
Dapat memilih dengan berbagai macam rasa yang berbeda seperti ( Kopi, mild, buah, seperti rokok filter pada umumnya)
Tidak perlu menggunakan korek api
Dapat digunakan didalam ruangan berAC
Tidak membuat gigi menjadi kuning
Praktis dapat digunakan dan dibawa kemana saja berada
Baterai dapat di isi ulang
Baterai dapat dipakai hingga 1-3 hari

APAKAH VAPORIZER HALAL SECARA SYARI'AT?

Pada aspek ini, tentu yang menjadi objek utama yang harus ditelisik adalah liquid dari vaporizer tersebut karena bagian itulah yang dikonsumsi oleh para pengguna rokok elektrik. sebelum kita menelisik terkait kehalalan liquid rokok elektrik ini tentu kita harus mengetahui apa saja bahan baku dari personal vaporizer ini?
  •  Vegetable Glycerin (VG)
Vegetable Glycerin (disebut juga gliserin) adalah senyawa polyol sederhana. Cairan ini tidak berwarna, tidak berbau, lebih kental daripada Propylene Glycol (PG), memiliki sifat agak manis dan tidak beracun. Vegetable Glycerin banyak digunakan dalam industri makanan sebagai pemanis dan humektan dalam formulasi farmasi.
Pengaplikasian Vegetable Glycerin
1.  Industri Makanan. Dalam makanan dan minuman, Glycerin berfungsi sebagai humektan, pelarut, dan pemanis, dan dapat membantu mengawetkan makanan. Vegetable Glycerin juga digunakan sebagai komposisi pada makanan rendah lemak komersial siap saji, dan sebagai pengental minuman. Sebagai pengganti gula, Vegetable Glycerin memiliki sekitar 27 kilo kalori per sendok teh (gula memiliki 20) dan 60% semanis sukrosa. Komposisi tersebut tidak menyebabkan timbulnya bakteri yang membentuk plak dan menyebabkan gigi berlubang.
2.   Farmasi. Vegetable Glycerin digunakan dalam perawatan medis dan farmasi. Vegetable Glycerin dapat ditemukan pada immunoterapi alergen, obat batuk, elixirs dan ekspektoran, pasta gigi, obat kumur, produk perawatan kulit, krim cukur, produk perawatan rambut dan juga sabun. Vegetable Glycerin juga dapat ditemukan pada sabun gliserin. Jenis sabun ini banyak digunakan oleh orang-orang yang memiliki kulit sensitif, Vegetable Glycerin berfungsi untuk mencegah kekeringan kulit dengan sifat pelembab nya. Dalam dunia vaping, Vegetable Glycerin akan memberikan vapor (uap) yang lebih banyak.  
  •  Propylene Glycol (PG)
Propylene Glycol adalah senyawa organik dengan rumus kimia C3H8O2. Ini adalah cairan yang lebih kental daripada air, tidak berwarna, tidak berbau, dan memiliki sifat agak manis. PG juga telah di setujui penggunaannya dalam beberapa hal oleh FDA (Food and Drug Administration) sebuah organisasi yang ketat dalam pemberian ijin di Amerika Serikat. Bahan ini digunakan di mesin pembuat asap, kosmetik, pharmasi, dan juga bahan tambahan di ribuan produk yang kita gunakan tiap hari. Di dunia rokok elektrik
Propylene Glycol digunakan sebagai humektan  dan pelarut yang terdapat pada makanan dan produk tembakau. Propylene glycol juga digunakan dalam berbagai produk yang dapat dimakan seperti minuman berbasis kopi, pemanis cair, es krim, produk susu kocok dan soda. Propylene Glycol digunakan sebagai pelarut dalam banyak obat-obatan, termasuk formulasi oral, injeksi dan topikal, seperti untuk diazepam dan lorazepam yang tidak larut dalam air.
PG memiliki sifat lebih encer daripada VG, cairan ini sifatnya lebih mudah menyerap pada kapas di coil. PG dapat menyebabkan mulut dan tenggorokan kering jika digunakan secara terus menerus, oleh karenanya banyak minum air putih sudah menjadi keharusan jika kita vaping.
Pada kemasan liquid biasanya tertera komposisi PG/VG. Lebih sedikit PG, berarti lebih banyak vapor (uap) yang dihasilkan. Lebih banyak PG, maka lebih banyak flavor (rasa) yang bisa kita rasakan.
PG juga mendorong nikotin untuk memberikan sensasi throat-hit, mirip dengan merokok tembakau.
Reaksi Alergi Pada Propylene Glycol
Individu yang tidak bisa mentolerir Propylene Glycol akan mengalami kulit kering di daerah wajah, atau titik-titik merah kecil pada tubuh. Peneliti percaya bahwa kejadian dermatitis kontak alergi Propylene Glycol mungkin lebih besar dari 2% pada pasien dengan eksim atau infeksi jamur, yang sangat umum di negara-negara dengan paparan sinar matahari rendah.
  • Perisa (Flavours) (Essense)
Salah satu hal yang membuat rokok elektrik menarik adalah banyaknya rasa yang dibuat, meskipun bahan perisa yang digunakan berbeda dari setiap merek, tapi dasarnya perisa yang digunakan adalah perisa berstatus food grade yang aman dikonsumsi, seperti vanila, minyak mawar, ekstrak buah, dan masih banyak lagi. dalam hal ini, sudah banyak merk perisa yang telah memiliki sertifikat halal dari LPPOM MUI. seperti dibawah ini

memang dalam pembuatan perisa ini, hampir semuanya menggunakan alkohol sebagai bahan pelarut dari perisa. namun jangan salah faham terlebih dahulu terhadap penggunaan alkohol ini, berikut penjelasan dari rumaysho mengenai penggunaan alkohol
Alkohol[1] sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alkohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol (minuman beralkohol). Hal ini disebabkan karena memang etanol merupakan komponen utama dari bagian alkohol (bukan methanol atau grup alkohol lainnya) yang terdapat dalam minuman tersebut.[2] Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Namun, sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas.
Dalam kimia, alkohol adalah istilah yang lebih umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. Dilihat dari gugus fungsinya ini, alkohol memiliki banyak golongan. Golongan yang paling sederhana adalah metanol  dan etanol. Sampai yang rumit seperti cyclohexanol (digunakan di industry nilon) yang membentuk cincin, juga sorbitol (pemanis yang sering kita jumpai di minuman manis berkemasan)  yang berupa makromolekul.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap (volatile), mudah terbakar (flammable), tak berwarna (colorless), memiliki wangi yang khas dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan “Et” merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).[3]
Dari penjelasan di atas, ringkasnya alkohol digunakan untuk tiga istilah:
Pertama: Alkohol untuk senyawa kimia yang memiliki gugus fungsional –OH, dan senyawanya biasa diakhiri kata alkohol atau –nol.
Contohnya, kandungan alkohol dalam madu lebah adalah: benzyl alkohol, beta-methallyl alkohol, ethanol, isobutanol, 2-butanol, 2-methyl-1-butanol, 3-methyl-1-butanol, 3-methyl-1-butanol, 3-pentanol, n-butanol, n-pentanol, n-propanol, phenylethyl alkohol.
Kedua: Alkohol biasa digunakan untuk menyebut etanol. Semacam yang biasa kita temui dalam parfum, mouth wash, deodorant, kosmetik, dsb.
Ketiga: Alkohol untuk minuman keras. Minuman ini biasa disebut minuman beralkohol (alkohol beverage) atau alkohol saja, dan sifatnya memabukkan. Di dalam minuman ini terdapat unsur etanol, namun bukan keseluruhannya.
Untuk istilah yang ketiga sudah jelas keharamannya karena ia termasuk khomr. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Setiap yang memabukkan adalah khomr. Setiap yang memabukkan pastilah haram.”
Lalu bagaimana dengan alkohol pada istilah pertama dan kedua. Apakah dihukumi sama?
Inilah sebenarnya letak kesalahpahaman kebanyakan orang saat ini. Mereka tidak bisa membedakan tiga alkohol ini sehingga asal pukul rata. Pokoknya setiap makanan dan minuman yang ada alkohol atau etanol dihukumi haram.
Sebelum membahas lebih mendalam tentang alkohol point pertama dan kedua, terlebih dahulu kita lihat ulasan alkohol (etanol) secara umum.[4]
Proses Pembuatan Alkohol (Etanol)
Alkohol (etanol) dapat diproduksi melalui dua cara:
Cara petrokimia (proses dari bahan bakar fosil) melalui hidrasi etilena. Etanol hasil hidrasi ini biasa digunakan sebagai feedstock (bahan sintesis) untuk menghasilkan bahan kimia lainnya atau sebagai solvent (pelarut).
Cara biologis melalui fermentasi gula dengan ragi (yeast).
Etanol untuk dikonsumsi manusia (seperti minuman beralkohol[5]) dan kegunaan bahan bakar diproduksi dengan cara fermentasi. [6]
Minuman beralkohol dibuat dengan cara fermentasi dari bahan baku yang mengandung gula cukup tinggi. Bahan baku yang umum dipakai adalah biji-bijian (seperti jagung, beras, gandum dan barley), umbi-umbian (seperti kentang dan ubi kayu), buah-buahan (seperti anggur, apel, pear, cherry), tanaman palem (seperti aren, kelapa, siwalan, nipah), gula tebu dan gula bit, serta tetes gula. Khusus bahan baku biji-bijian, sebelum proses fermentasi berlangsung, bahan-bahan tersebut diproses terlebih dahulu dengan cara merendamnya sampai menjadi kecambah, kemudian direbus dan diproses menjadi bubur dan dimasak kembali.
Ragi yang umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae. Ragi ini mengeluarkan enzim yang digunakan untuk memecah gula seperti glucose maupun fructose menjadi etanol dan karbon dioksida
Proses utamanya adalah :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
Namun fermentasi tidaklah sesederhana ini, disamping menghasilkan kedua zat tersebut proses ini juga menghasilkan gliserin dan teramat banyak asam organic lainnya.
Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk yang akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna) yang berlangsung sekitar 1 – 2 minggu dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol 3 – 8 %. Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses pemeraman yang lebih panjang (fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan tahunan seperti dalam pembuatan wine dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar 7-18 %.
Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman beralkohol biasanya berkisar sekitar 18% karena pada umumnya ragi tidak dapat hidup pada lingkungan dengan kandungan etanol di atas 18%. Jadi untuk menghasilkan minuman beralkohol dengan kandungan etanol yang lebih tinggi, dilakukan proses distilasi (penyulingan) terhadap produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Kelompok produk yang dihasilkan dinamakan distilled beverages. Cara produksi yang lain untuk menghasilkan minuman berkadar etanol tinggi adalah dengan cara mencampur produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi. Contohnya adalah produk port wine dan sherry yang termasuk kelompok fortified wine. Pada produk tertentu, untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan, dapat dilakukan penambahan bahan-bahan tertentu seperti herba, buah-buahan, ataupun bahan flavoring.[7]
Kegunaan Alkohol (Etanol)
Sebagai pelarut (solvent), misalnya pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan.
Sebagai bahan sintesis (feedstock) untuk menghasilkan bahan kimia lain, contohnya sebagai feedstock dalam pembuatan asam asetat (sebagaimana yang terdapat dalam cuka).
Sebagai bahan bakar alternatif. Bahan bakar etanol telah banyak dikembangkan di negara Brasil sejak mereka mengalami krisis energi. Brasil adalah negara yang memiliki industri etanol terbesar untuk memproduksi bahan bakar. Sembilan puluh persen mobil baru di sana, menggunakan bahan bakar hydrous ethanol (terdiri dari 95% etanol dan 5% air).
Untuk minuman beralkohol (alkohol beverage).
Sebagai penangkal racun (antidote).
Sebagai antiseptic (penangkal infeksi).




Sebagai deodorant (penghilang bau tidak enak atau bau busuk).[8]
  • Nikotin
Banyak persepsi yang salah mengenai tentang bahan ini. Nikotin TIDAK MENYEBABKAN KANKER. Memang Nikotin bisa menyebabkan adiksi, karena mempunyai karakterisitk stimulant seperti kafein, tetapi bukan merupakancarcinogens atau komponen penyebab kanker. Nikotin dapat ditemukan di alam dalam daun tembakau, dan juga 66 tumbuhan lain termasuk tomat, terong, kentang dan paprika.
Banyak banget, media akhir-akhir ini terus menyusupkan kata-kata nikotin ke vaporizer. Padahal yang gue bilang di atas, sifatnya optional. Lu bisa beli liquid yang ada nikotinnya, Tapi kitaj juga bisa membeli yang kadar nikotinnya tidak ada sama sekali 0mg (Nol miligram Nikotin)
berdasarkan data diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penggunaan personal vaporizer ternyata memang halal dan tidak menimbulkan bahaya yang cukup serius bagi kesehatan. adapun kita tentu harus bijak dalam menggunakan vaporizer seperti mengetahui dasar-dasar kelistrikan dalam penggunaan vaporizer ini, karena tanpa pengetahuan yang cukup tentu penggunaan vaporizer ini dapat membahayakan diri dan orang lain. begitu pula penggunaannya pun tidak boleh berlebihan, karena segala yang berlebihan itu memang tidak baik.